Membangun sebuah brand story yang kohesif dan bisa nyambung dengan audiens itu lebih dari tentang jualan produk, tapi juga tentang membangun hubungan emosional dan kepercayaan. Kalau kamu baru mulai atau punya budget marketing terbatas, cerita brand yang kuat bisa jadi salah satu alat paling powerful. Nah, gimana sih cara bikin cerita brand yang bisa resonate dengan pelanggan? Berikut beberapa tips yang bisa langsung kamu terapkan!
1. Temukan Nilai Inti dan Tujuan Brand Kamu
Sebelum bikin cerita, pertama-tama kamu perlu tahu apa sih sebenarnya nilai inti dan tujuan dari brand kamu. Ini adalah pondasi dari cerita yang akan kamu sampaikan ke audiens.
Contoh: Kalau nilai inti brand kamu adalah sustainability, tunjukkan dalam cerita bahwa produk-produk kamu dibuat dari bahan daur ulang atau dengan proses yang ramah lingkungan.
2. Pahami Audiens Kamu dan Apa yang Penting Buat Mereka
Kamu harus tahu siapa target audiens kamu dan apa yang mereka pedulikan. Dengan begitu, kamu bisa bikin cerita yang nggak hanya relevan, tapi juga menjawab kebutuhan emosional mereka.
Contoh: Kalau audiens kamu adalah anak muda yang peduli soal fashion etis, fokus pada bagaimana brand kamu transparan dalam proses produksi dan sumber bahan baku.
3. Buat Cerita yang Relatable dan Humanis
Orang cenderung lebih mudah terkoneksi dengan cerita yang humanis. Ceritakan perjalanan brand kamu, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana audiens kamu berperan dalam pertumbuhan brand.
Contoh: Kamu bisa berbagi cerita tentang bagaimana kamu memulai bisnis ini dari rumah, dengan modal terbatas, tapi tetap berkomitmen untuk memberikan kualitas terbaik buat pelanggan.
4. Konsisten dalam Menyampaikan Pesan di Semua Platform
Konsistensi adalah kunci. Pastikan cerita dan pesan brand kamu tetap sama di semua channel, mulai dari website, media sosial, hingga kemasan produk.
Contoh: Kalau kamu punya tone yang friendly di Instagram, pastikan tone yang sama muncul juga di email newsletter atau deskripsi produk di website.
5. Gunakan Visual yang Mendukung Cerita Brand
Visual bisa sangat memperkuat cerita brand kamu. Pilih foto, video, dan elemen desain yang benar-benar merefleksikan nilai dan emosi brand kamu.
Contoh: Kalau brand kamu fokus pada minimalis dan kesederhanaan, gunakan foto dengan latar yang bersih dan sederhana di feed media sosial kamu.
6. Bangun Koneksi Emosional Lewat Keaslian
Cerita yang otentik lebih powerful daripada yang terlalu dipoles. Jadi, jujurlah tentang perjalanan kamu, tunjukkan sisi manusiawi dari brand kamu.
Contoh: Bagikan cerita di media sosial tentang tantangan yang kamu hadapi sebagai pemilik bisnis kecil—misalnya, ketika kamu harus juggling antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
7. Biarkan Cerita Brand Kamu Berkembang Seiring Pertumbuhan Bisnis
Cerita brand nggak harus statis. Saat bisnis kamu tumbuh dan berubah, biarkan cerita itu ikut berkembang. Ini akan membuat audiens merasa terus terlibat dalam perjalanan kamu.
Contoh: Kalau kamu menambahkan lini produk baru, jelaskan kepada audiens bagaimana produk ini sesuai dengan misi brand kamu yang berkembang.
Checklist Cepat untuk Mengembangkan Cerita Brand yang Kohesif
- Temukan nilai inti dan tujuan brand kamu.
- Pahami audiens kamu dan apa yang penting buat mereka.
- Buat cerita yang relatable dan humanis.
- Konsisten dalam penyampaian pesan di semua platform.
- Gunakan visual yang mendukung cerita brand kamu.
- Bangun koneksi emosional lewat keaslian.
- Biarkan cerita brand kamu berkembang seiring pertumbuhan bisnis.
Dengan langkah-langkah ini, kamu bisa membangun cerita brand yang nggak cuma sekadar jualan, tapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.